Jika engkau melihat penampilanku, aku yakin engkau akan menganggapku
cantik, meski tidak secantik bidadari. Kalau kau menengok kehidupanku,
tak diragukan kau akan memberikan penilaian kehidupanku dipenuhi
kebahagiaan, nyaris sempurna. Kehidupan yang diidam-idamkan oleh hampir
semua wanita.
Tapi, cobalah engkau selami jiwaku, akan kau temukan gelombang besar
terjang-menerjang. Pasti kau lihat lorong gua yang kelam dan gelap. Apa
yang kau rasakan? Hancur berkeping-keping? Akh terlalu
dilebih-
lebihkan, yang tepat jiwaku meranggas. Jiwaku selalu
memangggil-manggil kedamaian, ia ingin memeluk kesucian, setelah hampir
saja, ya hampir saja diriku terperosok dalam kubangan lumpur hitam.
Sebagai wanita, sama seperti kalian, aku ingin mendapat sentuhan
lembut dan penuh cinta seorang lelaki idaman. Jiwa wanita akan terus
mengembara mencari lelaki idaman, karena itu wanita tak mudah jatuh
cinta pada lelaki. Lelaki, makhluk itu hanya mencari kepuasan,
kenikmatan, bukan cinta. Lelaki bila bertemu dengan perempuan yang
cantik dan putih, ia akan jatuh cinta. Tapi wanita tidak begitu. Meski
ia berjumpa dengan lelaki tampan, bertubuh aduhai, berduit lagi, ia tak
akan langsung menyerah. Karena wanita ditakdirkan menjadi mata air
cinta, ia akan selalu jernih memaknai cinta. Wanita akan memberi
kesejukan, tempat tetirah yang nyaman bagi orang yang dicintai. Pun
begitu, atas nama cinta perempuan juga bisa menjadi singa lapar, mengaum
keras, menerjang, mencakar, dan mencabik-cabik tubuh siapa saja yang
berani menodai cintanya.
Bila wanita sudah memilih seseorang sebagai pelabuhan cinta, maka
akan ia berikan semua yang ia miliki, akan ia korbankan harga dirinya
demi orang yang ia cintai. Dan itulah yang membuat lelaki menilai
perempuan sebagai makhluk lemah. Akh, tahu apa lelaki tentang kekuatan
cinta. Kelemahan perempuan merupakan kekuatan cinta. Perempuan yang
kehilangan kekuatan cinta, ia akan menghina dirinya sendiri dengan cara
mengemis pengakuan kesederajatan pada lelaki.
Akupun baru tahu hakekat cinta setelah hampir saja, ya hampir saja
aku jatuh dalam lubang berlumpur hitam. Ketika jarak antara kehinaan dan
kemuliaan cinta tinggal satu helai rambut saja, aku tersadar tentang
cinta. Sejak itu aku terus berusaha mencercap manis madu cinta, meski
dalam pandangan mata orang lain madu cinta itu pahit rasanya. Cinta dan
kesetiaan, bagai cawan dan anggur. Bagaimana mungkin engkau bisa
mereguk anggur bila tak ada cawan. Dan cawan akan kehilangan hakekatnya
bila ia tak diisi anggur. Jangan engkau berkata cinta bila ada
benih-benih selingkuh dalam pikiran atau perasaanmu. Jangan pernah
engkau berdusta pada cinta, karena pasti engkau akan disiksa oleh rasa
penyesalan.
Dan itulah yang aku alami, penyesalan itu masih terus menyiksaku hingga kini, saat usiaku tak muda lagi.
Sumber : http://renung.net/aku-bukan-pelacur/#more-32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar